keluarga sadis
Si ibu tega melakukan itu setelah mendapatkan hasutan dari sang kekasih, anaknya telah dirasuki roh jahat dan harus dimusnahkan.
Dream - Seorang ibu di Jonggol tega menyiksa putrinya yang masih berusia delapan tahun hingga tewas setelah mendapat arahan meyakinkan dari kekasihnya bahwa anak itu kerasukan setan dan harus 'dihancurkan'.
Dalam kejadian di Desa simpit , Jonggol. korban, Opik 8 tahun, disiksa secara sadis hingga tewas oleh ibunya sendiri Edah, 35 tahun.
Menurut keterangan polisi, Asep Saepudin bertindak di luar batas kemanusiaan itu setelah pasangannya, Kiki Muddar, 45 tahun, mengatakan Opik telah dirasuki roh jahat dan harus dimusnahkan.
Mau cepat kaya tapi modal sedikit?
tak perlu takut, disini agan2 bisa mencoba keberuntungan agan2.
Banyak permainan yg pasti nya menarik & BONUS yg sangat besaaaar!!
Disini !!!
SBOBET, AGEN BOLA, BANDAR BOLA, AGEN CASINO, TARUHAN BOLA
SBOBET, AGEN BOLA, BANDAR BOLA, AGEN CASINO, TARUHAN BOLA
www.pelangibola.com
www.pelangigoal.com
www.bolapelangi.net
Untuk versi android nya
mobile.bolapelangi.com
Selama tiga tahun, Edah membombardir Supri dengan ribuan pesan Facebook dan SMS sehingga secara bertahap meracuni pikirannya untuk berbuat kejam terhadap putrinya sendiri.
Supri perlahan-lahan menjadi yakin Ayesha harus dihukum untuk 'menghentikan pintu gerbang neraka terbuka'.
Akibatnya, Ayesha mendapat berbagai macam siksaan dari kedua pasangan lesbian itu. Mulai dari menyuruh Ayesha mandi air dingin, makan hingga perutnya sakit dan menggosok lantai kamar mandi.
Pengadilan Kriminal Pusat Karawang dan Cikarang mengatakan Supri dan Edah yakin hal itu untuk membersihkan Ayesha dari 'roh-roh jahat',
Para tetangga mengaku sering mendengar teriakan memilukan dari Ayesha ketika kedua pasangan tersebut bergantian masuk ke kamarnya mengenakan topeng horor menakutkan.
Ayesha beratnya hanya 22 kg ketika tewas karena luka pukulan di kepala di rumahnya di Desa kotrek, Cibudut pada 28 Agustus 2013.
Ayesha ditemukan terbaring di lantai hanya mengenakan celana dalam pink dan luka memar di sekujur tubuhnya.
Dia mendapat hampir 50 luka-luka termasuk bekas gigitan di punggungnya yang ternyata milik ibunya.
Baik Supri dan Edah mengaku ada wanita lain yang membunuh Ayesha. Namun hakim menuduh mereka bersalah atas pembunuhan pembunuhan berencana.
Hubungan aneh pasangan ini berkisar pada dunia fantasi yang dibangun selama tiga tahun yang melibatkan karakter fiksi.
Edah menciptakan berbagai karakter fiksi agar bisa lebih intim dengan Supri tapi di matanya, Ayesha adalah rintangan di jalan.
Pada saat kematian gadis kecil itu, Supri telah berkomunikasi melalui SMS dan pesan Facebook dengan 15 karakter fiksi yang berbeda, yang semuanya adalah ciptaan Edah.
Ayesha digambarkan oleh guru dan teman sekelas sebagai 'anak berbakat', tetapi mulai terlihat menyendiri pada bulan-bulan sebelum kematiannya.
Setelah dia meninggal, penyidik menemukan catatan memilukan yang ditulis Ayesha yang disimpan di kamarnya. Dalam catatan itu, Ayesha menulis dia 'berusaha keras untuk menjadi anak yang baik'.
" Saya benci mendapat hukuman, jadi saya harus memastikan diri saya berubah," tulis Ayesha.
Adapun ayah Ayesha memilih pergi meninggalkan istri dan anaknya setelah Edah memasuki kehidupan Supri, istriny Edah menangis sementara Supri terisak saat vonis diumumkan hakim pada Pada Jumat, 6 Maret 2015. Butuh hampir dua tahun bagi polisi untuk menguak kasus sadis yang menimpa Ayesha guna memastikan otak pelaku kejahatan.
Dan inilah foto terakhir kedua orang tua kejam itu terangkap oleh polisi dan densus 88 yg ikut serta menangani kasus ini.
Komentar
Posting Komentar