Bermain bareng mama
Hari itu, oleh karena aku kuliah di kampus yang berdampingan dengan kampus Trisakti, sehingga untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, kampusku diliburkan hingga suasana normal kembali. Sementara Papa masuk kerja seperti biasa, meskipun sempat ketar-ketir hatinya waktu berangkat. Sambil tidur-tiduran di tempat tidur, kusetel radio favoritku, Sonora. Ternyata laporan pandangan mata reporter radio tersebut membuat hatiku semakin tidak tenang. Apalagi aku tinggal hanya berdua dengan Mama di lantai 10 apartemen ini. Aku adalah anak tunggal. Reporter itu mengabarkan bahwa saat itu, massa mulai membanjiri seputar Harmoni. Jalan sekitarnya, Jl. Suryopranoto, Jl. Majapahit, Jl. Djuanda/Veteran, Jl. Gadjah Mada, dan Jl. Hayam Wuruk diblokir. Suasana mulai panas. “Ma.. Mama.. Sini, Ma”, aku memanggil-manggil Mama yang sedari tadi nonton televisi. “Ada apa, Lin.” “Ma, suasana Jakarta tambah gawat. Tuh Mama dengar sendiri aja di radio. Papa gimana tuh, Ma?” Aku menguatirkan keselama...